PKPT UIN Maliki Malang dan Urgensi IPNU IPPNU di Kampus

PKPT UIN Maliki Malang dan Urgensi IPNU IPPNU di Kampus
PKPT UIN Maliki Malang dan Urgensi IPNU IPPNU di Kampus

MEDIA IPNU - PKPT UIN Maliki Malang dan Urgensi IPNU IPPNU di Kampus. Kongres XX IPNU dan Kongres XIX IPPNU akan digelar di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jum’at (12/08/2022) mendatang. Beberapa isu mulai mencuat kembali seperti halnya isu tentang Penghapusan PKPT.

Sebelumnya, itu semua berakar dari isu IPNU IPPNU kembali fokus ke sekolah, pertama dilontarkan oleh Ketua Umum PBNU pada tanggal 15 Januari 2022 menjelang pengukuhan pengurus baru PBNU (simak video di bawah).

“Kita harus mereformasi IPNU dan IPPNU,” kata Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf sebagaimana dilansir dari channel Jurnal9 News (program TV9 Nusantara).

Dikatakan, IPNU IPPNU harus kembalikan ke usia pelajar. Kalau sudah berusia di atas 25 tahun harusnya sudah masuk GP Ansor. “Kalau ndak mau, kita bikin organisasi pelajar yang baru nantinya, kalau IPNU-IPPNU ndak mau,” terangnya.

Isu ini muncul kembali saat Debat Kandidat I Calon Ketua Umum IPNU yang dihadiri Wakil Ketua Umum PBNU, KH Nusron Wahid, yang disiarkan secara langsung di Youtube TVNU (14/04/2022) lalu.

“Khittah IPNU diharapkan hanya mengurusi dunia pelajar. Tidak usah ngurus yang lain. Tidak usah ada komisariat di kampus, karena membuat IPNU tidak hadir di sekolah terutama sekolah-sekolah umum yang menjadi tugas dan fungsi pokok IPNU,” kata KH Nusron Wahid.

Nusron juga menyampaikan bahwa, PBNU berharap, IPNU kembali memperhatikan sekolah, terutama sekolah umum non Ma’arif NU.

“Saat ini jarang sekali saya menemukan komisariat-komisariat IPNU yang non-Ma’arif. Maka, ini harus kita galakkan. Ini pesan dan garis besarnya PBNU,” tegas KH Nusron Wahid.

Beredarnya isu tersebut membuat gejolak tersendiri bagi beberapa kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.

Ketua PKPT IPNU UIN Maliki Malang Periode 2019, Rekan Maulana Fadli, menyampaikan meskipun dirinya tidak mengikuti isu tersebut secara intens, tetapi ia perpendapat ada dua alasan utama yang dikemukakan PBNU yaitu segmentasi badan otonom yang kurang jelas di Tubuh NU, sehingga menyebabkan saling tumpang tindih antar banom dan pelajar NU kurang terawat dengan baik.

“Mungkin itu dua alasan yang mendasari PBNU menyarankan, IPNU kembali berfokus pada pelajar di sekolah dan membubarkan komisariat perguruan tinggi. Namun, sayang jika solusi itu yang diambil PBNU untuk menghapus PKPT, karena solusi tersebut akan lebih mengarah pada hilangnya sumber daya yang luar biasa terdapat di PKPT,” tutur Rekan Maulana Fadli.

Dirinya juga berpesan agar kader PKPT IPNU IPPNU lebih fokus membina rekan rekanita di tataran SMP maupun SMA, daripada sibuk mempersoalkan isu yang sedang bergulir.

Sementara itu, Ketua PAC IPNU Sukun Kota Malang, Rekan M. Athok Illah, yang merupakan kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang, berpendapat bahwa program back up school dan proses komisariatisasi di sekolah-sekolah, diakuinya membutuhkan peran dari Kader PKPT.

“Karena mereka, notabene merupakan kader yang mempunyai intelektual dan akademisi yang baik. Sehingga diharapkan dapat menyampaikan dengan baik materi tentang pemahaman dalam berorganisasi, Berkebangsaan juga dalam ber-Aswaja An-Nahdliyah,” ucap Rekan M. Athok Illah.

Isu penghapusan PKPT, dianggap Athok sapaan akrabnya, sangat berdampak negatif bagi proses kaderisasi, khususnya di proses pengkaderan di Kota Malang.

Ketua PC IPNU Kota Batu, Rekan Adi Yusuf, yang juga merupakan kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang, berpendapat bahwa PKPT perlu hadir di kampus, sebagai bentuk penyeimbang dan kontrol dalam penguatan faham-faham Aswaja An-Nahdliyah dengan bentuk Amaliyah Yaumiyah yang akan terus bergelora di sudut-sudut kampus.

“Secara keseluruhan kami menyerahkan keputusan isu tentang penghapusan PKPT kepada forum tertinggi yaitu pada Kongres. Nantinya, kami akan tetap memperjuangkan eksistensi PKPT, karena Malang Raya merupakan salah satu lumbung munculnya kader-kader PKPT potensial,” tutur Rekan Adi Yusuf.

Ketua PC IPPNU Kabupaten Malang, Rekanita Faizatul Masfufah, yang juga merupakan kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang, menyayangkan akan munculnya isu penghapusan PKPT tersebut, karena PKPT memiliki peran penting dalam pengembangan organisasi IPNU IPPNU terlebih pada segmen penigkatan kapasitas dan kualitas kader.

“Lingkungan perguruan tinggi dapat mendorong kader PKPT untuk memiliki sikap kritis serta peka terhadap perkembangan zaman. Sehingga, dengan dasar sikap tersebut, akan menjadi nilai tambah pada proses pengkaderan IPNU IPPNU  yang mana merupakan jenjang pengkaderan paling dasar di lingkungan Nahdlatul Ulama,” beber Rekanita Faizatul Masfufah.

Dirinya juga menuturkan jika organisasi di lingkungan perguruan tinggi tidak hanya melulu membahas tentang geopolitik kampus, sehingga sudah selayaknya IPNU IPPNU hadir di lingkungan perguruan tinggi.

Anggota Lembaga Pers dan Penerbitan PW IPNU Jawa Timur, Rekan Moch. Miftachur Rizki, yang merupakan kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang, berpendapat bahwa isu tentang penghapusan PKPT seharusnya dapat dipandang sebagai salah satu cambukan terhadap PKPT untuk kembali menggelorakan semangatnya untuk berjuang di IPNU IPPNU terlebih di Nahdlatul Ulama.

“Kita ketahui bersama bahwa hadirnya PKPT merupakan salah satu wadah berorganisasi bagi akademisi untuk memantapkan dasar serta pengetahuannya terhadap Aswaja An-Nahdliyah, yang nantinya dijadikan bekal untuk kembali ke daerahnya masing-masing,” ucap Rekan Moch. Miftachur Rizki.

Dirinya juga menyampaikan jika sampai saat ini, sudah banyak kader PKPT yang kembali ke daerahnya, serta berkontribusi dalam menghidupkan PC bahkan tataran Ranting di wilayahnya masing-masing.

PKPT UIN Maliki Malang dan Urgensi IPNU IPPNU di Kampus
Sebaran kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang di Indonesia

Sebagai informasi, dari pembentukan database internal yang dilakukan PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang pada kepengurusan tahun 2022 mengungkap fakta bahwa tiap tahunnya kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang bertambah kurang lebih sebanyak 250 kader baru, yang mana 50% atau bahkan lebih dari kader baru tersebut masih belum mengenal IPNU IPPNU. Sehingga dengan kondisi tersebut, posisi grassroot IPNU IPPNU terbantu oleh peran PKPT, dimana grassroot pada lingkup kedaerahan ditangani oleh PR dan pada lingkup mahasiswa akan ditangani oleh PKPT.

Dari data yang dihimpun oleh tim database PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang, diperoleh bahwa kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang tersebar di 20 Provinsi dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Sehingga sangat realistis apabila kader PKPT akan berperan menjadi ujung tombak pengaderan di daerah masing-masing, hal tersebut dibuktikan dengan kader PKPT IPNU IPPNU UIN Maliki Malang yang berperan aktif menghidupkan IPNU IPPNU di daerah masing-masing dengan menjadi pengurus PR, PAC, PC bahkan PW.

Sumber: nu-maliki.or.id

Temukan pula artikel menarik Media IPNU di Google News

Baca juga:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama