Profil KH Zulfa Mustofa, Pj Ketum PBNU yang Gantikan Gus Yahya

Profil Zulfa Mustofa, Pj Ketua Umum PBNU yang Gantikan Gus Yahya
Pj Ketum PBNU Zulfa Mustofa. (Merdeka.com/Nur Habibie)

MEDIA IPNU – KH Zulfa Mustofa kini resmi ditunjuk sebagai Penjabat Ketua Umum PBNU menggantikan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Penetapan ini berlangsung di tengah situasi internal PBNU yang sedang diwarnai ketegangan antara unsur Syuriyah dan Tanfidziyah.

Keputusan tersebut diumumkan secara langsung oleh Rais Syuriyah PBNU Muhammad Nuh setelah rapat pleno tertutup yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa malam 9 Desember 2025.

Sebelum ditunjuk sebagai Pj Ketum, Zulfa menjabat Wakil Ketua Umum Tanfidziyah PBNU untuk periode 2022–2027. Kini ia memikul tanggung jawab untuk memimpin PBNU hingga penyelenggaraan Muktamar PBNU 2026 di Surabaya.

Penugasan ini menempatkan Zulfa sebagai figur sentral dalam upaya konsolidasi organisasi. Ia dipandang mampu menjaga stabilitas PBNU selama masa transisi menuju muktamar mendatang.

Untuk mengenal lebih dekat sosok Pj Ketum PBNU tersebut, berikut profil dan perjalanan karir Zulfa Mustofa yang dihimpun dari berbagai sumber.

Profil KH Zulfa Mustofa

KH Zulfa Mustofa lahir pada 7 Agustus 1977 di Jakarta dalam lingkungan keluarga ulama. Ayahnya adalah KH Muqarrabin dari Pekalongan dan ibunya Nyai Hajjah Marhumah Latifah dari Kresek, Tangerang.

Dengan latar belakang keluarga tersebut, ia merupakan bagian dari keturunan ulama besar Nusantara. Ia juga merupakan keponakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin serta keturunan Syekh Nawawi al-Bantani.

Pendidikan formalnya dimulai di SD Al-Jihad Tanjung Priok hingga kelas tiga, lalu ia melanjutkan sekolah dasar di Pekalongan. Pendidikan tingkat tsanawiyah ditempuh di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Simbangkulon dan Pesantren Mathali’ul Falah Kajen, Pati.

Ia menamatkan jenjang aliyah pada 1996, kemudian memperdalam keilmuan hingga meraih Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Arudl dari UINSA Surabaya.

Ketertarikannya pada pendidikan agama sudah terlihat sejak usia 19 tahun. Saat itu ia mulai mengajar di majelis taklim ayahnya serta membina para santri.

Pada tahun 2000, ia mendirikan lembaga pendidikan Darul Musthofa, yang kemudian berkembang sebagai pusat pembinaan, dakwah, dan aktivitas keagamaan.

Perjalanan Karir dan Kehidupan Pribadi

Profil KH Zulfa Mustofa, Pj Ketum PBNU yang Gantikan Gus Yahya
Foto: Zulfa Mustofa. (Dokumentasi www.detik.com/Muhammad Reevanza)

Kiprah Zulfa di organisasi NU dimulai sejak muda. Ia pernah menjadi Wakil Ketua Umum GP Ansor periode 2015–2020.

Pada periode yang sama, ia juga dipercaya sebagai Ketua Lembaga Baitul Mal PBNU. Selanjutnya pada 2021–2026, ia masuk struktur sebagai Katib Syuriyah PBNU.

Kariernya terus menanjak ketika terpilih sebagai Wakil Ketua Umum Tanfidziyah PBNU untuk periode 2022–2027, posisi yang membuatnya menjadi salah satu figur penting dalam kepengurusan PBNU.

Di luar PBNU, ia turut memegang sejumlah jabatan, antara lain Sekretaris Jenderal MUI DKI Jakarta serta Ketua Komite Fatwa BPJPH Kementerian Agama.

Keilmuannya dalam bidang ushul fiqh dikenal luas. Ia juga dikenal sebagai penyair dan penulis berbagai karya, termasuk syair biografi Syekh Nawawi al-Bantani.

Dalam urusan pribadi, Zulfa menikah dengan Hulwatin Syafi’ah dan dikaruniai sejumlah anak.

Puncak kiprahnya dalam organisasi terjadi pada 9 Desember 2025, ketika ia resmi ditetapkan sebagai Pj Ketua Umum PBNU di tengah dinamika internal.

Amanah ini menempatkannya sebagai figur yang diharapkan mampu menjaga keseimbangan hubungan antara unsur Syuriyah dan Tanfidziyah, sekaligus mempersiapkan PBNU menuju Muktamar PBNU 2026.

Biodata KH Zulfa Mustofa

  • Nama Lengkap: KH Zulfa Mustofa
  • Tanggal Lahir: 7 Agustus 1977
  • Tempat Lahir: Jakarta
  • Agama: Islam
  • Ayah: KH Muqarrabin (Pekalongan)
  • Ibu: Nyai Hajjah Marhumah Latifah (Kresek, Tangerang)
  • Keluarga Besar: Keponakan Ma’ruf Amin; keturunan Syekh Nawawi al-Bantani
  • Istri: Hulwatin Syafi’ah
  • Anak: Beberapa anak

Penetapan KH Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum PBNU menjadi momentum penting dalam perjalanan organisasi tersebut. Dengan pengalaman yang panjang serta fondasi keilmuan yang kuat, ia diharapkan mampu menjaga stabilitas PBNU menjelang Muktamar 2026.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama