Bukan Hanya Soal Pemilihan Ketua Umum PP IPNU, Ini Urgensi Kongres!

Bukan Hanya Soal Pemilihan Ketua Umum IPNU, Ini Urgensi Kongres!
Bukan Hanya Soal Pemilihan Ketua Umum IPNU, Ini Urgensi Kongres! | Logo Kongres XX IPNU

MEDIA IPNU - Kongres bukan hanya soal pemilihan Ketua Umum IPNU, tapi juga penentuan masa depan. Kongres ke-20 IPNU yang semulanya akan digelar pada tanggal 4-7 Agustus, namun kemudian diundur menjadi tanggal 12-15 Agustus yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.

Sebelumnya Kongres IPNU mengalami beberapa penundaan yang akhirnya pada Rapimnas yang dilaksanakan di Jakarta memutuskan Kongres akan digelar di Jakarta yang sebelumnya akan digelar di Lombok, Nusa Tenggara barat. Namun sebelum Kongres yang akan dilaksanakan di Jakarta, ada rangkaian Kongres yaitu berupa Pra-Kongres yang digelar di Hotel Lombok raya Mataram, NTB.

Kongres sejatinya adalah ajang 3 tahun sekali yang menjadi hajatan besar bagi organisasi IPNU.

Tentu sangat tidak mudah untuk melakukan persiapan menuju kongres, karena kongres bukan hanya hajatan kecil yang hanya dihadiri pengurus pusat, namun kongres akan dihadiri perwakilan Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang seluruh Indonesia. Bahkan tak jarang kader maupun anggota IPNU yang tidak mendapat jatah tiket untuk masuk ke dalam ruang kongres pun tetap berangkat. Mereka biasanya disebut dengan Romli (Rombongan Lillahita’ala) atau bisa juga diartikan dengan bahasa yang sedikit kasar yaitu Rombongan Liar.

Ribuan kader atau bahkan ratusan ribu kader akan hadir dalam hajatan besar organisasi, walau hanya untuk sekedar khurmat hadir di tempat lalu pulang kembali ketika kongres berakhir, itu pun hanya sebagian kecil dari kader IPNU seluruh Indonesia.

Bagi kader yang belum berkesempatan hadir pun pastinya mereka ikut mendoakan dan berharap agar kongres ini berjalan dengan lancar dan khidmat.

Sama halnya ketika kita melihat induk organisasi kita yaitu Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan Muktamar atau hajatan besar organisasi Nahdlatul Ulama. Tak jarang jutaan nahdliyin berbondong-bondong untuk khurmat hadir di tempat muktamar, karena warga nahdliyin meyakini bahwa arena muktamar adalah tempat  penuh barokah karena muktamar adalah hajatan besar organisasi yang didirikan oleh para ulama dan para auliya.

Bahkan kita akan melihat para kiai sepuh, kiai muda, habaib, gus-gus, dan ning-ning se-Indonesia berkumpul yaitu hanya saat muktamar Nahdlatul Ulama. Maka dari itu Muktamar Nahdlatul Ulama dianggap sebagai ajang yang sakral karena menurut kiai-kiai NU pada saat muktamar yang hadir bukan hanya yang masih hidup saja tetapi para auliya’ dan para pendiri organisasi juga turut hadir dalam muktamar.

Kongres Bukan Hanya Soal Pemilihan Ketua Umum IPNU

Begitu halnya dengan kongres IPNU, ajang hajatan terbesar  3 tahunan ini adalah ajang yang sakral. Karena IPNU sudah berdiri lebih dari 50 Tahun yang lalu dan sangat diakui peran besarnya terhadap bangsa Indonesia. Maka tak salah jika kita menganggap IPNU sebagai organisasi yang sakral.

Lebih jauh dari itu IPNU memiliki ratusan ribu kader atau bahkan jutaan kader atau anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang bisa dibilang IPNU adalah salahsatu organisasi pelajar terbesar di negeri ini. Oleh karena itu kongres IPNU adalah hajatan besar dan sakral yang bukan hanya sebagai hajatan pergantian kepemimpinan saja.

Kongres IPNU bukan hanya soal pemilihan Ketua Umum (pergantian pemimpin), tetapi menyangkut juga soal penentuan masa depan IPNU, sesuai dengan judul. Maka seyogyanya para panitia penyelengara maupun pengurus pimpinan pusat harus lebih serius untuk menyelenggarakan event ini, karena pada faktanya terjadi beberapa kali penundaan jadwal yang membuat kader di akar rumput bertanya-tanya terkait keputusan terbaru dari pimpinan pusat.

Selain itu dalam kongres IPNU ke-20 kali ini terdapat beberapa isu menarik yang akan menentukan arah gerak organisasi ke depannya, termasuk soal peremajaan usia, karena ketika ide ini disepakati maka ada beberapa komponen-komponen organisasi yang harus diperbarui.

Seharusnya Pimpinan Pusat IPNU lebih aktif mensosialisasikan isu peremajaan usia ini, bisa berupa membuat forum group discussion terbuka yang diaksanakan di setiap wilayah maupun cabang agar para kader dan anggota lebih siap dan kritis untuk beradu gagasan di kongres. Karena sejauh ini masih sangat kurang terkait pembahasan ide-ide yang akan muncul di kongres.

Pun jika kita hanya mengandalkan pembahasan pada kongres maka akan berpotensi konflik yang lebih besar, karena banyaknya perbedaan gagasan sebab pemahaman yang kurang terhadap ide-ide yang akan muncul di kongres.

Kongres bukan hanya soal pemilihan Ketua Umum. Selain ide peremajaan usia, pastinya ada banyak gagasan yang akan dibawa oleh para kader IPNU ke dalam kongres. Maka kesiapan terhadap kongres harus maksimal. Para kader yang nantinya akan masuk mewakili wilayah maupun cabang harus mempersiapkan gagasan terbaik yang nantinya akan menentukan masa depan IPNU ke depan.

Selain itu dalam hal pemilihan ketua umum yang akan menahkodai IPNU kedepan pun diharapkan berjalan demokratis, lancar, aman, dan damai. Karena latar belakang kita sebagai kaum terpelajar seharusnya mampu menjalankan pemilihan secara baik. Pun seharusnya kita malu ketika nantinya dalam pemilihan terjadi konflik.

Lebih memalukan lagi jika nantinya ada beberapa pihak yang dengan sengaja memicu konflik demi mengedepankan sebuah kepentingan bukan terhadap kepentingan organisasi. Maka harapan kami ke depan kongres berjalan dengan lancar, aman, damai dan demokratis serta tidak ada konflik apapun apalagi konflik terkait kepentingan.

Penulis : Achmad Naufal Anam (Direktur Badan SRC PC IPNU Kota Yogyakarta)

Baca juga:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama