Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0
Ilustrasi membaca buku | freepik.com

MEDIA IPNU – Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, yang berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri adalah istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa.

Budaya literasi adalah kebiasaan membaca yang harus dijaga agar tujuan dari setiap program literasi dapat tercapai dengan baik. Literasi adalah membaca segala hal, dan contohnya di Era Socity 5.0 yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

  • Membaca buku selain buku pelajaran seperti buku novel, filsafat, dan artikel di internet yang menyajikan ilmu positif untuk menambah wawasan.
  • Membuat sticky note atau poster yang diletakkan di dinding berisi kata-kata mutiara atau pembangkit semangat sebagai sumber motivasi.
  • Menyimak video pembelajaran dan membuat resume.

Momentum Agustusan dan Kemerdekaan Berliterasi

Momen bulan Agustus merupakan dikala kita membangun memori dengan kemerdekaan. Sebab, pada bertepatan pada 17 Agustus 1945, bangsa kita memproklamasikan diri selaku bangsa yang merdeka dari penjajahan. Bukan saja terbebas dari kolonialisme, tetapi momen merdeka ini jadi terpola serta tertata buat membangun prinsip “merdeka” di seluruh aspek kehidupan. Sehingga hak serta prinsip hidup orang jadi suatu asas buat mengelola kehidupan.

Salah satu kebebasan yang “bisa jadi” serta tentu bisa kita jalani merupakan tatanan serta kaidah dalam berliterasi. Dari semenjak dini eksistensi peradaban manusia, literasi pula lahir dengan pola kesederhanaan serta kesahajaan.

Hendak namun, dasar dasar membaca ataupun apalagi apapun saja, pula dimulai dengan resep kesederhanaan apalagi kurang dari semata mata simpel. Lelet laun, bersamaan dengan pertumbuhan era, literasi terpola serta tertata dengan semangat buat tingkatkan peradaban kemanusiaan yang lebih baik serta sempurna.

Elizabeth Sulzby berkata kalau literasi merupakan keahlian seorang dalam berbahasa serta berbicara. Di mana, orang tidak cuma mempunyai keahlian membaca, namun pula menyimak, berdialog, dan menulis. Lebih dari itu, membaca dan menulismempunyai pertumbuhan arti buat senantiasa bersesuaian dengan keadaan era. Melampaui arti dini dari literasi yang cenderung bermuara pada aktivitas membaca serta menulis.

Prinsip Merdeka Literasi

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0
Ilustrasi: freepik.com

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Kebebasan dalam beriletarasi senantiasa dibatasi oleh prinsip membaca dan menulis itu sendiri. Sebab iktikad serta tujuan literasi merupakan buat tingkatkan uraian serta memajukan kehidupan bangsa, hingga prinsip membaca dan menulis ini tidak boleh dikebiri oleh absurditas kemerdekaan yang tidak bertanggung jawab.

Dilansir dari buku Pemahaman Konsep Literasi Gender, Alwasilah (2012) mengatakan kalau prinsip literasi merupakan kecakapan hidup, mencakup keahlian reseptif serta produktif dalam upaya berwacana secara tertulis ataupun secara lisan. Literasi pula berhubungan dengan keahlian membongkar permasalahan, refleksi kemampuan serta apresiasi budaya, refleksi diri, keahlian bekerjasama, dan aktivitas buat melaksanakan interpretasi ataupun pengertian.

Jadi prinsip dari lietarasi membawahi bermacam aspek keahlian dalam membangun sistem kehidupan yang berakibat baik serta prilaku bermutu. Sehingga bisa dimengerti kalau literasi bukan semata membaca serta menulis an sich, tetapi keahlian memahami bermacam zona kehidupan buat peradaban serta kemanusiaan.

Merdeka Mengemukakan Pendapat

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. UUD 1945 Pasal 28E Ayat (3), secara jelas menyatakan “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat“.  

Bacaan naratif Undang-Undang ini menasbihkan kalau menghasilkan komentar ialah hak tiap orang. Sebaliknya fasilitas buat menghasilkan komentar bisa berbentuk bacaan ataupun tulisan ataupun dengan metode lisan (perkataan). Jaminan ini selaku fakta kalau kita merdeka dalam menulis ataupun menuangkan gagasan dalam wujud naskah tertulis.

Tetapi butuh digarisbawahi kalau kemerdekaan mengemukakan pendapat (baca: berliterasi) tidak boleh mengusik ketentraman dalam bermasyarakat, dan jangan hingga memunculkan keributan serta kegaduhan. Sebab bila itu terjalin, hingga hendak berbenturan dengan prinsip ketentuan yang lain, sehingga tujuan buat membangun kehidupan yang harmoni tidak tercapai. Salah satu kaidah literasi merupakan tidak boleh menyinggung perasaan orang lain, baik dengan metode verbal ataupun non verbal.

Mengemukakan komentar memanglah dipastikan oleh konstitusi. Tetapi, kaidah peradaban serta nilai persatuan serta kesatuan tidak boleh dieliminasi oleh hak orang yang tidak bermartabat. Maksudnya, tiap gagasan yang dikemukakan wajib penuhi persyaratan toleransi serta silih menguasai prinsip kepercayaan dari tiap- tiap orang.

Literasi yang Beretika

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Etika berliterasi merupakan kaidah membaca dan menulis yang sangat utama. Sebab akhlak, sebagaimana dipaparkan dalam suatu Hadis, merupakan prinsip Islam yang sangat mendasar.

Rasulullah saw bersabda “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlak, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” (HR. Al-Baihaqi).

Jadi, di tiap aspek kehidupan wajib dibentuk etika demi kehidupan yang harmonis serta damai. Begitu pula dalam berliterasi, wajib mengedepankan etik supaya naskah literal yang kita tulis bermuara pada kehidupan yang lebih baik.

Wujud gagasan yang jadi ruh sesuatu tulisan ialah pokok perkara dalam membaca dan menulis. Kala pokok benak dikemukakan dengan metode makruf, baik, hingga tentu hendak melahirkan stigma tanpa kontra uraian. Demikian pula resep bahasa serta tata bahasa yang digunakan wajib lewat proses pemikiran yang matang. Sehingga tidak hendak terjalin perkara serta kegaduhan sehabis tulisan tersebut diterbitkan.

Tidak tidak sering kita temukan gagasan- gagasan yang dibentuk di atas sentimin individu ataupun kelompok. Nah, tulisan semacam ini tidak mempunyai etika membaca dan menulis. Kita haru pintar dalam memilah serta memilah bahan teks sehingga kita tidak terjerumus ke dalam perkara yang tidak semestinya. Respon kelewatan terhadap suatu gagasan yang absurd pula tidak menampilkan seseorang literal yang mumpuni. Berhati hatilah!

Merdeka Berliterasi di mediaipnu.or.id

Salah satu platform membaca dan menulis yang membagikan kemerdekaan berkarya ialah mediaipnu.or.id. Semenjak dini, sebagaimana tertulis jelas di halaman dini website pelajar dan kesantrian ini, kalau visinya merupakan membangun negara. Selaku penggerak pembangunan, mediaipnu.or.id membagikan keluasan serta kemerdekaan buat berkarya tulis. Walaupun ruhnya merupakan pesantren (pelajar dan kesantrian, keislaman), tidak tidak sering mediaipnu.or.id pula mangulas isu- isu kekinian dengan konsep Ahlussunah Wal jamaah.

Dengan demikian, mediaipnu.or.id betul- betul membagikan kemerdekaan yang sebetulnya dalam berliterasi. Pasti saja kemerdekaan yang bisa dipertanggung- jawabkan. Kalau menulis merupakan bertujuan buat memperoleh rida dari Allah swt. Kalau menulis selaku ikhtiar dakwah serta amar makruf nahi mungkar. Menulis di mediaipnu.or.id bukan semata- mata menulis, namun menulis yang bermartabat serta bermutu. Tidak dibenarkan tulisan yang mempunyai muatan- muatan anarkis, kriminal, serta mendeskriditkan orang lain.

Sewajarnya kita menggunakan kemerdekaan ini (menulis) dengan sebaik- baiknya. Berkontribusi buat jadi bagian dari pembangunan sejarah, ditulis dengan tinta emas di masa- masa yang hendak tiba. Pada waktunya nanti kita hendak jadi sejarah, serta generasi selanjutnya yang hendak meneruskan nilai- nilai kebaikan yang sudah kita canangkan.

Berliterasi dengan macam gendre naskah ataupun tulisan, wadahnya di mediaipnu.or.id. Merdeka merupakan kala kita sudah menuangkan gagasan demi mengisi kemerdekaan itu sendiri. Menulis… menulis…menulis! Tetapi ingat, tulisan tidak hendak bermakna (bermutu) tanpa kita membacanya! Wallahu A’lam!

Baca juga:

Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Ini Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Itu Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Ini Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Itu Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Ini Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Itulah Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Maka Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Demikian Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Jadi Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0. Dengan ini Literasi adalah dan Contohnya di Era Society 5.0.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama