Belajar Mengenali IPNU IPPNU, dari Kaderisasi hingga Pengetahuannya

Belajar Mengenali IPNU IPPNU, dari Kaderisasi hingga Pengetahuannya
Belajar Mengenali IPNU IPPNU, dari Kaderisasi hingga Pengetahuannya | Foto: @mediaipnu

Oleh : Ahmad Zuhdy Alkhariri

MEDIA IPNU - Belajar Mengenali IPNU IPPNU, dari Kaderisasi hingga Pengetahuannya. Permasalahan kaderisasi IPNU IPPNU saat ini bukan hanya pentingnya Makesta, Lakmud, Lakkut dan selanjutnya, tetapi adalah pengenalan yang belum sampai pada ranah sosial masyarakat. Khususnya pada tingkatan pelajar yang mayoritas masih sekolah ataupun bekerja sesuai umurnya.

Sehingga banyak kader IPNU IPPNU baru bergabung yang terus diiming-imingi jenjang kaderisasi, padahal secara pengetahuannya belum bisa dikatakan sesuai kapasitasnya. Di sisi lain, kurang pendorong para pendahulu yang kurang memperhatikan usia bahkan sampai-sampai ikut Ansor atau Fatayat misalnya, seharusnya sama sekali bukan saatnya naik selanjutnya.

Penyebabnya bukan kemudian pada pelaksanaaan sekolah kaderisasinya, harus dilihat sejauh mana program kerja IPNU IPPNU melangkah lebih jauh untuk mengenalkan kepada masyarakat. Selalu dikejar target entah capaiannya, mau terlihat eksistensi , dan ingin membuktikkan bahwa IPNU IPPNU juga perlu dihargai. Justru itu tidak menujukkan angka kaderisasi meningkat drastis sesuai apa yang ingin dicapai.

Maka pentingnya kita belajar mengenal IPNU IPPNU dari dua point : Pertama, pentingnya kaderisasi. Kaderisasi sangatlah berguna untuk regenerasi mendatang, demi tercapainnya perkembangan dalam sebuah menejement organisasi.

Tetapi yang paling penting dari itu semua adalah mendidik, dan mengajari banyak hal tentang perjuangan organisasi. Mendidik merupakan sesuatu hal memberikan pelajaran untuk mencapai character Building tertinggi.

Contoh dari mendidik yakni selalu mempertanyakkan kaderisasi daerah, mulai perkembangan atau pencapainnya, beri saran sesuai kapasitas mereka sebagai kader. Karena setiap tingkatan sekolah dan kesibukkan bekerja susah untuk disatukan dan perlu untuk digabungkan dalam ranah kaderisasi, kedua yakni pengetahuan. Benar sekali, pengetahuan. Perlu adannya gebrakan pertarungan pengetahuan dalam menjalankan sebuah program kerja diskusi bulanan.

Agar pola berpikir kader semakin terasah dan tajam dalam memahami persoalan baik secara personal branding ataupun perkelompok. Tetapi terkadang para kader merasa bahwa capain ini nggak semua bisa dirasakannya, masih memiliki rasa putus asa memahi persoalan pengetahuan. Merasa tidak pernah sekolah sampai perkuliahan, tidak pernah mengikuti dunia organisasi sama sekali. Dengan kehadiran program kerja diskusi bulanan akan sangat bermanfaat , jika dilakukan secara rutin. Itu adalah pengantar dari saya mengenai kaderisasi dan pengetahuan, selanjutnya simak baik-baik langkah yang harus dilakukan seorang kader.

Pengenalan Organisasi

Sebelum melangkah lebih jauh dari jenjang kaderisasinya, alangkah baiknya mengenalkan organisasi terlebih dahulu agar mereka merasa memiliki dalam berkerja beroganisasi. Paling tidak ada niat yang harus dilakukannya.

Pengenalan organisasi ini seperti halnya membuat program kerja sarasehan, ngopi bareng, atau main bareng untuk mendekatkan kader lebih enjoy . Kader baru jika dikekang hal-hal formal mereka tidak akan pernag respek dalam acara formal yang sangat krusial.

Tetapi jika dibarengi hal-hal fun paling tidak sebulan sekali, kader akan sangat antusias sekali dalam penyambutan. Program kerja ini memang sangat langka dilakukan, bahkan tidak pernah sama sekali dilakukan oleh para organisator pada umumnya. Maka target kaderisasi harus dicapai untuk menguatkan kadernya dalam mengenalkan organisasinya.

Kebanyakkan mereka lebih memilih sesuai kondisi antara hiburan dan organisasi. Menurut sebagaian yang sering saya tanyakkan, hiburan organisasi dengan organisasi lain atau teman sekolahnya itu jauh lebih berbeda. Menurut survey yang saya dengar beberapa kawan organisasi organisasi dengan orang-orang non organisasi jauh lebih berbeda.

Memang berbeda dalam lingkungan, namun harus kita akui bahwa pengenalan organisasi selalu menjadi promblematika upaya untuk selalu eksis dalam organisasi. Maka yang saya tulis diatas bahwa solusinya adalah membuat program kerja yang mencerminkan kebersamaan dan suasana keluarga.

Selain contoh diatas, ada juga membuat program bulanan PS bareng, Mobile legend dengan kompetisi, atau ngecamp, renang bareng. Minimal bisa menjaga kekompakkan semangar bareng. Dengan catatan sebulan sekali atau 2 minggu sekali, tergantung kesepakatan anggota.

Tapi harus konsisten dalam menjalankan program kerja, lengah sedikit kader bisa hilang satu persatu selama berbulan-bulan. Untuk mencapai tager ini butuh waktu dan proses dalam menjalankan roda kaderisasi terus berputar.

Paling nggak, dalam organisasi disisipi materi kaderisasi atau IPNU IPPNU dengan landasan game seru. Walau ini memang agak membosankan, lama kelamaan kader bisa berkembang dalam berpikir.

Atau disisipi juga adakan sholawatan bareng, mujahadah dalam program kerja. dimana pun berada, amaliah NU menjadi sangat penting bagi IPNU IPPNU untuk terus menguatkan kualitas keimanan serta

Memperbanyak Keilmuan dalam Pengetahuan

Jika dirasa kaderisasi sudah kuat dan mempuni, sangat diperlukan keilmuan dalam jangkaun satu bulan atau dua bulan sekali. Keilmuan sebagai ruh makna belajar, berjuang, bertakwa dan sekaligus hakikat pelajar dalam singkatan IPNU IPPNU. Sayang sekali bila program kerja keilmuan tidak pernah ada dalam landasan IPNU IPPNU untuk terus menguatkan dan memberikan kemanfaatan lebih dari perkiraan.

Program diskusi bulanan akan sangat membantu berpikir kader dalam memahami organisasi, isu-isu terkini, keagaamaan, dan mematangkan nalar kritis kader IPNU IPPNU. Jika terus dilakukan secara rutin, langkah ini bisa memberi dampak manfaat luar biasa terhadap diri kader. Walau awalnya sama sekali tidak paham.

Biar manapun otak diasah terus menerus otak secara tidak sadar menampung pengetahuan yang selama ini belum pernah pun tidak pernah dirasakan. Asalkan ada keinginan lebih dalam berpartisipasi dalam berdikusi.

Kita boleh salah dalam berdikusi, karena dengan salah kita akan belajar dari kesalahan yang dibahas dan memperbaiki apa yang harus diperbaiki. Pelan-pelan dibuat, jangan terburu-buru dalam menilai.

Maka sangat penting peran anak kuliahan, dan sekolahan yang setiap hari selalu belajar sepanjang hari. Apabila kita berpikir ini tidak cocok karena nggak semua bisa nangkap diskusi, sama sekali itu sama halnya meremehkan kader dalam kapasitasnya.

Bisa jadi mereka lebih pintar dari kita. Dalam hal diskusi. Menurut saya ini perlu diadakan baik tingkatan Cabang maupun Anak Cabang. Belajar tidak hanya ikut makesta, Lakmud habis itu konfer selesai. Itu salah besar dalam memahaminya, melainkan berputarnya diskusi bulanan kader akan sangat tajam dalam berpikir.

Dengan catatan, jenjang kaderisasi program kerja harus dilakukan terlebih dahulu. Karena masing-masing kader memiliki ego sendiri-sendiri. Belajar akan melampaui ekspetansi kita atas apa yang harus didapatkan. Dengan belajar pula, kita bisa menghargai satu sama lain, tanpa menyalahkan orang lain. belajar sangat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis: Ahmad Zuhdy Alkhariri (Pengurus PC IPNU Kabupaten Sukoharjo)

Baca juga:  smpswanasawit.sch.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama